Narasiterkini.com, Blangpidie – Kondisi pemukiman warga desa Kedai Palak Kerambil Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang berada di pinggir pantai semakin memprihatinkan, pasalnya ombak besar memecahkan bibir pantai mengancam keberadaan rumah penduduk, hal tersebut menjadi tradisi tahunan ketika musim bulan purnama.
Kali ini, kondisi tersebut kembali dialami warga desa Kedai Palak Kerambil, Susoh. Abrasi yang kian hari menghantui warga sekitar ini seolah tanpa solusi. Terlihat dilokasi, sejumlah rumah warga telah hancur, tangggul pengaman dengan panjang lebih kurang sepuluh meter pun tampak ambruk akibat hantaman ombak.
Hal tersebut terpantau saat narasiterkini.com menelusuri lokasi, Sabtu (9/5/2020).
Kepada pemerintah kabupaten Aceh Barat Daya dan juga kepada pemerintah provinsi Aceh melalui instansi terkait, warga desa Kedai Palak Kerambil meminta agar bisa memberikan perhatian yang serius terhadap kondisi yang dialami warga disana.
“Kami berharap Pemerintah Aceh segera membangun break water dan menjadi prioritas, begitu juga kepada pemerintah Abdya agar bisa memprioritaskan juga usulan pembangunan break water pemecah ombak di Gampong Kedai Palak Kerambil seperti halnya pemerintah memprioritaskan usulan kegiatan yang lain”, harapnya.
Menurut Ridwan Syahputra, ketika ditemui dilokasi mengatakan abrasi bibir pantai desa Kedai Palak Kerambil sudah amat sering terjadi, malah menurutnya kejadian tersebut hampir setiap bulan hingga menjadi hal terbiasa bagi warga sekitar.
“Abrasi mulai merusak fasilitas umum, seperti saluran pembuang sekaligus penahan abrasi sudah mulai berjatuhan, jalan rabat beton sudah mulai patah, kini rumah-rumah masyarakat di deretan ke 2 berjarak dengan pantai tinggal 5 meter”, ungkap Ridwan.
Pantauan Ridwan sejak beberapa tahun terakhir, abrasi pantai desa Kedai Palak Kerambil semakin parah paska dibangun nya break water pemecah ombak di mulut muara Kuala Cangkul dan break water PPI Ujong Serangga, Susoh.
“Abrasi ini terjadi di akibatkan pembangunan break water di muara Kuala Cangkul dan di tambah lagi break water yg ada di PPI Ujung Serangga, sehingga ombak besar langsung ke arah rumah warga karena tidak ada pelindung”, sebutnya.
Hal yang sama juga disampaikan tokoh muda desa Kedai Palak Kerambil Rizalul Akmal, bahwa menurut nya pinggir pantai yang kini tersisa beberapa meter itu sebelumnya mencapai 150 meter jarak dari permukiman warga, namun akibat terus menerus di gerus ombak, permukiman warga semakin sempit.
“Bahwasanya pinggir pantai yang sekarang terdampak abrasi dan sebelum terjadi nya Abrasi dulu itu berjarak +- 150 Meter, kalau tidak percaya bisa jumpai saya, biar saya tunjukkan bukti otentik melalui Foto dan Video antara 2015 -2006. Jelas nantik disitu perbedaannya nya”, dikatakan Akmal penuh yakin. (Taufik)
Discussion about this post