Narasiterkini.com, Suka Makmue-Tokoh masyarakat melaporkan atas dugaan penyalahgunaan dana desa (DD), Keuchik (Kepala Desa) Tuwi Buya Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, Aceh mengeluarkan klasifikasi, Sabtu, (16/5/2020).
Izinkan kami sedikit mejawab terhadap laporan dugaan penyalahgunaan dana desa di Gampong Tuwi Buya, tulis Usman Keuchik Tuwi Buya melalui pesan Whatsapp kepada media ini. Adapun beberapa klasifikasi utuhnya sebagai berikut,
Pertama menyangkut Rumah layak huni yang hingga saat ini belum siap hal itu disebabkan oleh beberapa hal, pertama lamanya menunggu pembuat kosen, Kedua kesibukan tukang dalam menghadiri pesta dan pada orang meninggal. Maklum yang jadi kepala tukang adalah ketua Tuha Peut.
Kedua mengenai penepatan aparatur gampong dimana kuota untuk kaur cuma dua orang sedangkan pelamar tiga orang kebutulan adik lewat di kaur keuangan karena cuma dia seorang yang mendaftar di jabatan tersebut.
“Perlu diketahui kaur keuangan (bendahara) sekarang belum terlibat dalam penggunaan dana desa karena anggaran 2020 belum kami tarik,” tulis Usman.
Terkait BUMG untuk saat ini BUMG sudah memiliki aset 4 hektar kebun sawit dan tanah perumahan. “Kalau mengenai hasil iya belum memuaskan kalau dibilang belum ada hasil itu terlalu berlebihan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Bagaimana harga buah sawit dalam dua tahun belakangan ini bisa kita ketahui bersama jangankan mengurus kebun milik umum milik sendiri banyak yang terbangkalai. Untuk dana rehab atap kantor keuchik betul belum terealisasi mengingat waktu dan kondisi dana itu sudah jadi silpa. Selanjutnya untuk dana posyandu dan PKK besaran angkanya, kegiatannya sudah di atur dalam perbub.
Sedang untuk TPA Inti tidak ada tempat khusus namun lokasinya di bagi dalam beberapa TPA atau balai pengajian yang ada di gampong, hal itu dilakukan sebagai bentuk perhatian Pemerintah Gampong terhadap guru guru yang mengadakan pengajian di dalam gampong, baik pengajian di tempat umum maupun pengajian di rumah rumah tengku.
“Untuk alokasi dana TPA Inti hanya untuk insentif guru dan makan minum. Alasan lain mengapa TPA inti tidak kami buat pada satu tempat karena di gampong sudah berdiri Dayah,” terang Usman merincikan. (Arif)
Discussion about this post