Narasiterkini.com, Calang – Memanfaatkan potensi lahan pertanian dengan maksimal dipastikan petani bisa hidup sejahtera , melalui pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktiv khususnya pada tanaman padi sawah diikuti tanaman holtikultura lainnya, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.
Seperti yang disampaikan Keuchik Gampong Monmata Isvandi kepada media ini, Rabu, (24/2/2021), Hasil Padi sawah pada musim ini sangat mengembirakan, diperkirakan tiap hektarnya menghasilkan sekitar 8 hingga 9 ton gabah kering, tak hanya itu kondisi dan kualitas padi yang dihasilkan juga sangat baik.
“Ini luar biasa karena pada musim tanam sebelumnya hanya berkisar antara 4 sampai 6 ton per hektar paling tinggi”.
Saat ditanyai media ini, apa penyebab yang membuat kenaikan hasil produksi padi tersebut, Keuchik Monmata belum mengetahui pasti alasannya karena yang diketahuinya tidak ada perlakuan yang berbeda yang dilakukan petani gampong tersebut dalam pengelolaan tanaman padi pada Tahun ini, kecuali kami mengarahkan patani untuk mencoba menggunakan Pupuk Cair Alami produksi Endatoe Tani karya anak Anak Aceh yang merupakan warga desa kita sendiri.
Lanjut Keuchik, kenyataan ini sungguh diluar dugaan, peningkatan hasil panen petani padi didesa kami bisa sedasyat itu.
“Ini patut kita apresiasi terutama bagi pemuda milenial yang menemukan teknologi tepat guna tersebut dan kita acung jempol kepada petani yang mengaplikasikannya serta mendapat hasil yang memuaskan sekali”.
Dan jika petani benar-benar memanfaatkan peluang ini, maka sangat berpotensi petani akan sejahtera dan tidak tertutup kemungkinan menjadi kaya raya. Mengapa tidak, bila petani mendapatkan 8 ton gabah kering / ha dihargai 5.000 /kg gabah, maka petani akan menghasilkan 40 juta rupiah per hektar per musim panen dikurangi biaya produksi sekitar 10 juta dan masih bersih 30 juta per musim yang dapat dikantongi petani. Terang Isvandi
“Apalagi jika ada petani yang mau menggarap lahannya minimal 3 hektar saja per musim dikali rata-rata 2 kali panen pertahun maka keuntungan yang diraup petani berkisar 180 juta pertahun dibagi 12 bulan maka setiap bulan petani menerima gaji 15 juta tanpa kerja penuh waktu,” urai Isvandi.
Untuk itu, demi mewujudkan ketahanan pangan terutatama didaerah kita dulu lanjut Keuchik, berpesan kepada petani agar memanfaat teknologi tepat guna dalam pengelolaan pertaniannya supaya mendapatkan hasil panen yang maximal tentunya.” Apalagi ini murni inovasi anak bangsa dan wajib kita mendukungnya” pesan Geuchik.
Sementara, salah satu petani desa Monmata Muhammad Amin yang mempraktekkan Pupuk Cair Alami produksi Endatoe Tani pada lahan padi sawahnya, kepada media ini menyampaikan kepuasannya atas hasil panen yang didapatkan pada musim ini meningkat drastis dari tahun lalu sebelum mengenal teknologi baru ini.
Amin menjelaskan pengalaman yang dirasakannya selama proses penggunaan pupuk alami tersebut, bahwa pertumbuhan padi sangat cepat, anakannya cukup banyak hingga 60 batang per rumpun, terdapat 150 buliran padi per tangkai dengan kualitas bagus karena setiap butirannya berisi penuh.
“Sehingga membuat dirinya bangga dengan Inovasi anak bangsa membuat pupuk alami cair bisa panennya secara serentak,” tutup M.Amin.(Aswar)
Discussion about this post