Narasiterkini.com, Suka Makmue- IVA atau Inspeksi Visual Asam Asetat merupakan salah satu metode deteksi dini untuk kanker serviks. Jenis kanker ini termasuk penyakit yang mematikan nomor dua pada wanita setelah kanker payudara.
TP PKK Nagan Raya bidang kesehatan menyelenggarakan Pemeriksaan IVA Test dan sadari (Sadar payudara sendiri), Sabtu, (14/8/2021) di Puskesmas Cot Kuta.
“Kanker Serviks dan Kanker Payudara merupakan salah satu penyebab kematian perempuan, oleh karena itu kita semua memiliki kewajiban untuk menjaga dengan cara mendeteksi dini. Kita tidak perlu takut karena tugas kita hanya merawat apa yang kita miliki,” ungkap Siti Zaidar, Sekretaris TP PKK Nagan Raya.
Kanker Serviks merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh perempuan di Indonesia. Kanker ini berawal dari tumor ganas yang mengenai leher rahim dan disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Leher rahim yang terpapar virus HPV berpotensi menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Deteksi dini terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan Tes IVA yang merupakan pemeriksaan skrining kanker serviks dengan pemberian asam asetat atau asam cuka pada leher rahim selama 1 menit.
Pemberian asam asetat ini merupakan metode mudah dan murah namun memiliki tingkat akurasi tinggi untuk menyimpulkan hasil pemeriksaan IVA negatif (normal) atau positif (ada lesi pra kanker). Dalam durasi 60 detik, hasil pemeriksaan akan diketahui jika ada kelainan, yaitu munculnya plak putih pada serviks yang perlu diwaspadai sebagai luka pra kanker.
Idealnya, skrining pada wanita usia 35 – 40 tahun wajib dilakukan setiap 3 tahun sekali. Sedangkan bagi wanita yang belum menikah, sangat dianjurkan untuk melakukan vaksin HPV terlebih dahulu.
“Ibu-ibu bisa menjadikan moment bakti sosial TP PKK ini untuk memberikan self reward terhadap diri sendiri dengan rutin IVA Test, karena lebih baik tau dari pada terlambat,” tambah Siti Zaidar yang juga mantan Kadis kesehatan setempat.
Kanker payudara juga masuk dalam daftar 10 penyebab kematian terbanyak perempuan di Indonesia. Kita bisa mencegah munculnya penyakit ini dengan melakukan serangkaian pemeriksaan rutin seperti Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS). SADARI dapat dilakukan pada rentang hari ke 7-10 setelah hari pertama menstruasi dimana payudara sedang dalam kondisi paling lunak. Langkah awal melakukan SADARI adalah dengan mengamati kondisi payudara, lalu mengangkat tangan sebelah kanan dan raba payudara dengan tangan kiri dari arah pinggir, memutar ke arah putting susu lalu tekan dengan perlahan. Apabila terdapat cairan berwarna merah darah maka bisa saja merupakan indikasi adanya sel kanker. Lakukan gerakan yang sama dalam keadaan berbaring untuk meraba kemungkinan adanya benjolan.
Memang, tidak semua benjolan berarti kanker. Namun, apabila menemukan benjolan yang tidak terasa sakit dan muncul selama 2 kali siklus menstruasi, lebih baik datang ke dokter spesialis onkologi untuk dilakukan SADANIS guna menegakkan jenis benjolan yang ada.
“Tujuan kita untuk medeteksi masalah rahim seperti kanker servik secara dini dan harapan kita semua wanita di Nagan Raya sehat, terhindar dari kanker servik. kami juga berharap semua wanita di Nagan Raya peduli terhadap kesehatan diri sendiri,” pinta Siti Zaidar yang juga kadis Perindagkop dan UKM Nagan Raya itu.
Acara tes IVA Pokja 4 yang di ketuai oleh Budian Berma diikuti oleh, Sekretaris PKK, Ketua IBI, Kepala Puskesmas Cot Kuta juga dihadiri oleh Babinsa dan Babinkamtibmas setempat. (*)
Discussion about this post