Narasiterkini.com, Meulaboh – Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Polres Aceh Barat, Jum’at (9/9/2022) di Mapolres setempat menjadi perbincangan hangat dikalangan publik dan organisasi mahasiswa serta organisasi Kemasyarakatan dan pemuda di Aceh Barat.
Pasalnya, surat undangan nomor B/640/IX/HUM.11/2022 dengan kegiatan pemberian bantuan sosial (Bansos) kepada masyarakat kurang mampu, diduga disalahkan artikan oleh dua organisasi mahasiswa yang belum diketahui maksud dari tujuan tersebut.
Dari kegiatan tersebut pihak Polres Aceh Barat turut mengundang kalangan ormawa dan OKP Kabupaten Aceh Barat, hal itu dilakukan guna untuk dapat bersama-sama berpartisipasi dalam Aksi Sosial yang seharusnya menjadi kepedulian atau perhatian bersama.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Aceh Barat Jumiadi kepada Narasiterkini.com usai memenuhi undangan polres setempat mengatakan, untuk kegiatan pembagian Bansos yang dilaksanakan oleh Kapolres pada hari ini sudah sangat luar biasa dan dapat mengurangi sedikit beban para masyarakat kurang mampu.
“Alhamdulillah terlepas dari hal lain, semoga dengan bantuan yang diberikan boleh Bapak Kapolres bisa meringankan beban saudara kita yang membutuhkan, dimana saat ini proses masa sulit diakibatkan dampak dari pada kenaikan harga BBM,”ujar Jumiadi.
Ketika media ini menyinggung dua organisasi mahasiswa menolak hadir pada pertemuan tersebut dan beranggapan bansos itu diterima oleh ormawa Jumiadi menjawab bahwa, mereka salah memahami dan mengeluarkan statement yang membuat publik bingung.
“Seharusnya mereka lebih teliti dalam menanggapi, di undangan tertulis, daftar undangan pemberian bantuan sosial dalam rangka Jumat berkah di Polres Aceh Barat, bukan “Penerima bantuan” seperti yang mereka maksud,”ujarnya
Dikatakannya, dua organisasi itu beranggapan bahwa bansos tersebut diberikan kepada lembaga namun yang sebenarnya lembaga hanya sebatas mendampingi, artinya lembaga-lembaga yang ada di Aceh Barat di ajak untuk ikut bersama-sama dalam hal bakti sosial kepada masyarakat kurang mampu.
“Tentunya hal ini juga mengajarkan kita pada sebuah kebaikan dengan kebiasaan seperti ini kita dapat terbiasa untuk saling peduli saling menolong bagi masyarakat yang kurang mampu yang menjadi tanggung jawab kita bersama,”tambahnya.
Seharusnya kata Jumaidi ketika mengeluarkan statement dicermati dulu, apa permasalahannya, jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan hingga merugikan diri sendiri dengan kesilapan yang sudah terlanjur disebarkan.
“karena ketika kita salah mengambil pemahaman maka akan terjadi sebuah polemik besar di publik dan ini sangat besar kemungkinan terjadi pecah belah antara mahasiswa hal seperti inilah yang tidak kita inginkan, harusnya pemuda bersatu dan tidak ada yang pecah belah,”pungkasnya. (Red)
Discussion about this post