Narasiterkini.com, Sukamakmue – Nasib pilu seorang pasangan suami istri yang beralamat di Desa Ujong Fatihan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya lebih tepatnya di dusun Alue Garu hidup tanpa belas kasihan dari lingkungannya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Said Multazam (38) dan istrinya Nur Halimah (37) kepada Narasiterkini.com Jumat (12/9/2025) ketika meninjau langsung tempat kediamannya di Dusun Alue Garu.
Tinggal di gubuk 4×6 beralas semen kasar berdinding triplet serta genteng yang bocor terpaksa pasangan suami istri yang sudah memiliki dua anak ini merintih pilu lantaran tidak ada biaya untuk membangun rumah yang layak.
Tangis haru pun pecah ketika Said Multazam (suami) kepada media bercerita sudah 10 tahun dirinya bersama istri dan kedua anaknya tinggal di gubuk yang reyot itu, bahkan saat diterpa angin badai dan hujan, lantai serta kasurnya basah.
Tak tahu harus mengadu kemana walaupun sesekali hanya sayur ubi yang bisa menjadi hidangan keluarga mereka, meski demikian keluarga kecil itu tidak pernah mengeluh sekalipun kepada tetangga.
Ia bercerita terkadang sesekali jika Multazam mendapatkan rezeki lebih dari hasil buruh kasarnya barulah dapat makan lauk pauk, itupun sesekali,” katanya sembari mengusap air mata
Multazam menyampaikan bahwa selama 10 tahun tinggal di rumah tidak layak itu tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah atau pemerintah Gampong, jikapun ada bantuan sembako atau uang Program Keluarga Harapan (PKH) dari desa tidak pernah ia terima.
“Seperti orang asing sayang disini pak, seolah keluarga saya bukan warga Ujong Patihan, seperti itulah kira-kira, kemarin sempat ada peninjauan bapak Wakil bupati saya pikir datanglah melihat kondisi rumah kami tapi tak kunjung juga”,ujarnya dengan nada pilu
Ia mangaku pendapatan dari hasil buruh bangunan sehari-hari kadang 100 hingga 50 ribu rupiah setiap kali dia mendapat pekerjaan .Penghasilan itu nyaris tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi mebangun rumah dan memperbaiki dinding dan genteng yang sudah rusak,”tutupnya
Bahkan Rumah kayu yang mereka tempati lebih menyerupai gubuk reyot dan sudah berlangsung 10 tahun lamanya, Dari luar tampak jelas bahwa bangunan ini sudah tak layak huni. Namun keterbatasan ekonomi memaksa mereka tetap tinggal di dalamnya, berharap ada keajaiban dari perhatian pemerintah atau uluran tangan para dermawan.
Secara terpisah ketika media ini menghubungi Pj Kechik Ujong Patihan Novia Hamdy ia menyampaikan bahwa dirinya belum mendapatkan data dari kepala dusun setempat terkait rumah tersebut dan dalam waktu dekat ini dirinya bersama perangkat desa akan meninjau langsung tempat kediaman warganya itu.
“Mungkin dlm waktu dekat, karna keterbatasan waktu, insya Allah karna memang agenda dari kita untuk mendata semua. Karna desa Gampong Ujong Fatihah sangat luas, ya harus bertahap apalagi pemerintahan kita baru sumur jagung,”ujarnya
Ia menambahkan karna memang secara hati nurani kita lihat sangat miris kondisi disini, tapi ya itulah tugas kita sebagai pengemban amanah, mudah mudahan terlaksana,”tulisnya singkat di WhatsApp.
Discussion about this post