Narasiterkini.com, Blangpidie – Petani di sejumlah daerah di Kabupten Aceh Barat Daya (Abdya) mengeluh dengan kurangnya alat pengolahan tanah traktor 4WD milik pemkab setempat. Akibatnya petani terpaksa menggunakan traktor swasta dengan harga mahal.
Keujruen Blang (lembaga adat sawah) di Gampong Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Basri mengatakan, petani diwilayahnya terpaksa menggunakan traktor swasta dengan harga mahal karena traktor pemerintah banyak rusak
Diakuinya traktor pemerintah harganya sangat murah biayanya tetapi alatnya kurang karena banyak rusak, sehingga petani harus menyewakan traktor swasta dengan tarif mahal untuk memenuhi kebutuhan pengolahan tanah.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Abdya, Teuku Indra, ST di konfirmasi wartawan, membenarkan banyak alsintan jenis traktor 4WD milik pemerintah daerah saat ini rusak tidak dapat difungsikan untuk membajak sawah petani.
Diterangkan, total keseluruhan traktor 4WD milik Pemerintah Abdya berjumlah 61 unit terdiri 14 unit di kelola oleh kelompok tani, dan 47 unit pada Dinas Pertanian dan Pangan Abdya. “Dari 47 yang kita kelola hanya 25 yang masih beroperasi,” tuturnya.
Teuku Indra menambahkan, alsintan itu rata-rata pengadaan tahun 2017 lalu baik dari ABPK maupun bantuan dari APBN, sehingga sudah sewajarhnya risak dimakan usia, apalagi bekerja dalam lumpur.
Selanjutnya diakui pihaknya selama ini telah berupaya melakukan perbaikan terhadap alat-alat pertanian yang rusak dengan cara menurunkan tim mekanik dari PT Rutan, namun biaya yang harus dikeluarkan cukup besar sehingga harus dikaji ulang agar tidak memboroskan anggaran daerah.
“Di kaji dulu, apa masih layak di perbaiki dengan dana besar atau pengadaan baru saja. Apalagi usia alsintan kita itu sudah tua, “kata Indra.
Teuku Indra juga menghimbau para kelompok tani penerima bantuan handtractor (traktor tangan) untuk dapat dimaksimalkan penggunaannya mengingat keterbatasan jumlah traktor 4WD sehingga jadwal tanam telah disusun dapat dilaksanakan tepat waktu.
Data yang diterima awak media, tarif traktor milik Pemerintah Abdya memang murah hanya Rp600 ribu/hektar atau Rp200 ribu/naleh, sementara tarif traktor milik swasta Rp 960.000/ hektar atau Rp320.000/Naleh.(Taufik).
Discussion about this post