• Redaksi
  • Advertise
  • Careers
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Narasi Terkini
  • Home
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
    • Viral
  • Hukum
  • Pendidikan
    • Budaya
  • Politik
  • Traveling
    • Kuliner
  • Olah Raga
  • Opini
Narasi Terkini
  • Home
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
    • Viral
  • Hukum
  • Pendidikan
    • Budaya
  • Politik
  • Traveling
    • Kuliner
  • Olah Raga
  • Opini
No Result
View All Result
Narasi Terkini
No Result
View All Result
Home Hukum

Kombes Dedy Tabrani Paparkan Bahaya Terorisme kepada Mahasiswa Prodi IAN UIN Ar-Raniry Banda Aceh

by Redaksi
20 Februari 2024
in Hukum, Internasional, Nasional, News, Pendidikan, Sosial
0
8.1k
SHARES

Narasiterkini.com, Banda Aceh- Peserta Didik Sespimti Angkatan 33, Kombes Dr. Dedy Tabrani memaparkan bahaya terorisme, intoleransi, dan radikalisme dalam kuliah umum dengan mahasiswa prodi Ilmu Administrasi Negara (IAN) dan FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh di Ruang Teater Kampus Setempat. Senin, (19/02/2024)

Dekan FISIP UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr. Muji Mulia, didampingi Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama Reza Idria PhD ikut menyatakan komitmennya beserta seluruh mahasiswa FISIP untuk mencegah intoleransi, radikalisme dan segala bentuk terorisme di kalangan mahasiswa dan generasi muda Indonesia.

RelatedPosts

Haji Uma Apresiasi Polres Bireuen atas Keberhasilan Gagalkan Peredaran 6,3 Kg Sabu

Haji Uma Apresiasi Polres Bireuen atas Keberhasilan Gagalkan Peredaran 6,3 Kg Sabu

28 Juni 2025
15 Desa di Kecamatan Labuhanhaji Barat Terima SK dan Akta Notaris KDMP, Plt. Camat : Koperasi Merupakan Mitra Strategis Pemerintah Desa

15 Desa di Kecamatan Labuhanhaji Barat Terima SK dan Akta Notaris KDMP, Plt. Camat : Koperasi Merupakan Mitra Strategis Pemerintah Desa

27 Juni 2025
Polres Bireuen Berhasil Gagalkan Peredaran Sabu Seberat 6,3 Kilogram

Polres Bireuen Berhasil Gagalkan Peredaran Sabu Seberat 6,3 Kilogram

26 Juni 2025
Load More

Hal ini penting, karena menurut Kombes Dr. Dedy Tabrani, pola gerakan dan pengaruh terorisme saat ini telah merambah ke generasi muda dengan memanfaatkan media sosial dan permainan game online.

“Para terorisme juga mulai memanfaatkan permainan game online dan berkomunikasi dengan mereka untuk mempengaruhi pola pikirnya,” kata Kombes Dedy.

Dia mengatakan, secara umum, kelompok terorisme menggunakan beberapa dalih untuk mempengaruhi pola pikir individu atau kelompok masyarakat agar terpengaruh dengan ideologi kelompok mereka.

Beberapa dalih yang biasanya digunakan, seperti, mengajarkan sikap anti Pancasila. Dalam hal ini mereka bergabung dalam kelompok pro ideologi transnasional. Biasanya mereka membanding-bandingkan ideologi pancasila dengan agama. Misalnya, mempertanyakan mana lebih bagus antara pancasila dengan Al-Qur’an.

Ini merupakan pertanyaan yang tidak relevan dan tidak tepat dalam konteks bernegara seperti di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menghargai toleransi beragama.

Kedua, mengajarkan paham takfiri. Biasanya mereka “memotong-motong” ayat Al-Qur’an dan menafsirkannya sesuai dengan kepentingan kelompoknya.

“Seharusnya dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an itu terlebih dahulu memahami asbabun nuzulnya dan kontekstual,” ujarnya.

Ketiga, para kelompok radikalisme dan terorisme ini juga mengajarkan sikap eksklusif terhadap lingkungan dan anti perubahan. Selanjutnya, keempat, mengajarkan intoleransi terhadap keragaman dan popularitas.

Kehadiran terorisme di Indonesia, menurut Kombes Dedy bermetamorfosis dari DI/NII dan berkembang menjadi beberapa kelompok lainnya. Di antara kelompok itu, sebut Dedy, Firkah Abu Hamzah adalah gerakan terorisme yang paling keras, fanatik dan menyuruh orang untuk melakukan kekerasan.

Abu Hamzah sendiri, kata Dedy, awalnya bersekolah di New Zealand. Sekarang berada di Suriah bergabung dengan ISIS.

Diantara model gerakan kelompok ISIS adalah melibatkan perempuan, anak, dan bahkan anggota keluarganya untuk melakukan aksi terorisme dan bom bunuh diri. Fakta terakhir, kata Kombes Dedy, pimpinan ISIS di dunia itu juga meledakkan diri sendiri bersama anggota keluarganya.

Ada juga kelompok salafi wahabi yang suka membuat kajian agama sendiri-sendiri, tertutup, dan bersifat eksklusif, tetapi dalam kasus bom di Surabaya, ia mengatakan bahwa karakteristik pelaku sudah membaur dan berperilaku seperti masyarakat biasa, seperti menggunakan celana jeans dan istrinya tidak menggunakan cadar.

Selain itu, ia juga lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Surabaya yang mengambil jurusan kimia.

“Jadi dulu dianggap sudah tobat. Densus (Densus 88, Red) ternyata tertipu,” katanya.

Kombes Dedy juga menjelaskan tentang gelombang terorisme yang terjadi Indonesia. Secara umum terdapat tiga gelombang terorisme di Indonesia. Ketiga gelombang itu, yaitu, gelombang pertama antara tahun 1983-1992. Fase ini mereka melakukan pelatihan di Afghanistan.

Gelombang kedua antara tahun 1995-1999. Dimana mereka memusatkan pelatihan di Moro Filipina. Diantara aksi mereka yang terkenal adalah pengeboman di JW Marriot dan pusat pelatihan Jalin Jantho, Aceh.

Selanjutnya gelombang ketiga antara tahun 2014 sampai sekarang, terkait dengan ISIS Suriah dan Irak. Diantara aksi mereka adalah pengeboman Thamrin.

“Sekarang masih ada ribuan WNI yang berada di Suriah,” sebutnya.

Kelompok-kelompok terorisme ini, sebut Kombes Dedy, biasanya mendapatkan pendanaan melalui berbagai kamuflase yang mereka lakukan, seperti kotak amal, yayasan amal dan sosial, berdalih lembaga amil zakat, dan donasi-donasi lainnya. Termasuk kegiatan-kegiatan legal.

Saat ini. Pemerintah telah mengesahkan UU No.5/2018. Undang-undangan tersebut membagi tiga tahapan pemberantasan terorisme, yaitu pencegahan, penindakan, dan pemulihan.

“Saat ini, fokus utama pemerintah adalah mengutamakan pencegahan dari pada tindakan,” katanya.

Dalam hal tindakan yang akan dilakukan pemerintah, Kombes Dedy menganalogikan memimpin negara seperti memimpin keluarga.

“Terkadang harus memutuskan pilihan yang berat berdasarkan resiko terkecil dan berdampak luas bagi kepentingan Masyarakat,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa terorisme berbeda-beda di seluruh dunia, berdasarkan karakteristik di suatu negara. Hal itulah, menurut Kombes Dedy, di dunia ini sebenarnya juga dikenal ada terorisme yang berhaluan kiri. Bukan hanya soal terorisme yang dianggap berhaluan kelompok salafi wahabi atau sejenisnya. (RO/Hi)

Discussion about this post

Follow Us

  • 87.1k Followers
  • 643 Followers
  • 23.9k Followers

Recommended

Kedapatan Bawa Gading Gajah, Dua Warga Pidie Digiring ke Polda Aceh 

Kedapatan Bawa Gading Gajah, Dua Warga Pidie Digiring ke Polda Aceh 

26 April 2024
Dadakan, Sekda Lantik Empat Pejabat di Lingkup Dinas Perkebunan Nagan Raya

Dadakan, Sekda Lantik Empat Pejabat di Lingkup Dinas Perkebunan Nagan Raya

20 Mei 2021
Partai Gerindra Kuasai Kursi Ketua DPRK Abdya

Partai Gerindra Kuasai Kursi Ketua DPRK Abdya

25 Februari 2024

Most Popular

Bupati Nagan Raya Hadiri Peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Sampaikan Apresiasi Kepada Polri
Daerah

Bupati Nagan Raya Hadiri Peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Sampaikan Apresiasi Kepada Polri

1 Juli 2025
HUT Bhayangkara ke 79, Bupati Aceh Selatan Pimpin Upacara
Daerah

HUT Bhayangkara ke 79, Bupati Aceh Selatan Pimpin Upacara

1 Juli 2025
382 Personel Polda Aceh Peroleh Kenaikan Pangkat Periode 1 Juli 2025
Daerah

382 Personel Polda Aceh Peroleh Kenaikan Pangkat Periode 1 Juli 2025

30 Juni 2025
  • Redaksi
  • Advertise
  • Careers
redaksi@narasiterkini.com

Copyright © 2025 www.narasiterkini.com member of PT. Media Lokal Aceh

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
    • Viral
  • Hukum
  • Pendidikan
    • Budaya
  • Politik
  • Traveling
    • Kuliner
  • Olah Raga
  • Opini

Copyright © 2025 www.narasiterkini.com member of PT. Media Lokal Aceh

Lewat ke baris perkakas
  • Tentang WordPress
    • WordPress.org
    • Dokumentasi
    • Bantuan
    • Umpan balik
  • Masuk Log
  • Elementor Debugger
    • Developer Edition
      • Report an issue
      • Elementor v3.6.7
  • Report an issue