Narasiterkini.com, Meulaboh– Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Kamis (02/9/2021) kemarin berujung panas dalam kesempatan tersebut panglima laot mengungkapkan bahwa kesimpulannya kapal nelayan yang sudah rusak dapat digantikan dengan baik dan ditujukan kepada PT. Mifa Bersaudara.
“Karena hari ini nyata jika PT. Mifa Bersaudara tidak berdiri di wilayah Aceh Barat, maka kecelakaaan ini tidak mungkin terjadi, maka oleh sebab itu kami dari panglima laot berharap kepada pihak PT. Mifa dan pihak terkait lainnya dapat bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada nelayan kami,” Kata Panglima Laot Amiruddin dalam RDP yang berlangsung pada Kamis (02/9/2021) kemarin.
Kemudian dirinya menyatakan, “hari ini pihak panglima laot tidak menyalahkan si A atau si B, yang jelas PT. Mifa Bersaudara harus bertanggungjawab, karena menurut pikiran kami yang awam, kecelakaan itu juga berkaitan dengan Mifa.” ucapannya.
“Karena Mifa disini dikorek batu bara lalu diambil oleh kapal itu, seandainya Mifa tidak ada di Aceh Barat, maka kapal yang menabrak kapal nelayan kami juga tidak berkeliaran di perairan laut area Aceh Barat, maka yang menyebabkan kapal nelayan tengelam jelas PT Mifa Bersaudara yang bertanggung jawab,” ucapnya lagi.
Dikatakannya, selama ini nelayan juga susah payah mendapatkan ikan dalam jangkauan dekat, makan oleh sebab itu para nelayan kini harus berlayar lebih jauh minimal 10 mil dari bibir pantai Aceh Barat. Kenapa dikatakan seperti itu karena pencemaran limbah batu bara terus meluas terutama di perairan laut Aceh Barat.
Maka menurut pemikiran kami orang awam, meminta kepada yang bersangkutan agar Kapal Nelayan dapat digantikan seperti yang diharapkan, dan bukan memohon tapi tanggung jawab pihak PT Mifa Bersaudara di tuntaskan seperti harapan kami,”tutupnya
Sementara itu Indra Basudewa Wakil Kepala Tehnik Tambang PT. Mifa Bersaudara saat ditemui wartawan usai rapat berlangsung menjelaskan perusahaan PT. Mifa Bersaudara tidak terlibat dalam kasus tersebut.
“Kita dari mifa tetap meminta arahan dari syahbandar karena mifa memang dalam pembinaan KSOP selaku otoritas pelabuhan, namun memang ada hal-hal lain yang akan di bicarakan dan teman-teman dari panglima laot berharap bisa diselesaikan secara musyawarah mufakat” jelas Indra
Lanjutnya, Indra, Jadi dua hal memang yang harus kita coba untuk kita diskusikan lebih lanjut pertama adalah terkait dengan keputusan atau memang dari syahbandar seperti apa kita akan ikutin dan secara terpisah juga kita akan bicara dengan panglima laot bagaimana yang terbaik dan solusi terbaik” Jelas Indra.
Terkait isu pemilik kapal bernama IDC Pearl yang disebut-sebut milik PT. Mifa Bersaudara, Indra Basudewa membantah keras, pihaknya hanya mengelola pertambangan batu bara saja, tidak mengelola kapal.
“Dalam hal ini mifa hanya pemilik batu bara untuk pengadaan kapal itu berada di jendral agen di keagenan, jadi kami tidak menentukan kapal apa bagaimana itu lebih banyak di jendral agen”, pungkasnya. (Dani)
Discussion about this post