Narasiterkini, Meulaboh – Sebuah video yang memperlihatkan aksi anarkis Satpol-PP Kabupaten Aceh Barat, menendang dan memukuli beberapa para pendemo di depan Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana siang tadi sekira Pukul 13:00 Wib.
Aksi Satpol-PP itu diketahui setelah salah Seorang peserta aksi yang tergolong dari Mahasiswa yang mengantasnamakan dirinya yakni Gerakan Perempuan Tolak Kekerasa Seksual Terhadap Anak (GERTAK) mengirimkan video adegan yang dianggap yang tidak patut dilakukan oleh petugas satpol PP kepada para aksi, Video itu diterima Narasiterkini. Pada Rabu (3/11/2021) melalui WhatsApp pribadi.
Video yang berdurasi 1.44 menit itu terlihat para aksi dari GERTAK mendorong para petugas satpol PP yang ingin masuk dalam kantor guna memperlurus terkait kasus peleceh seksual terhadap anak dibawah umur yang selama ini dianggap belum ada kejelasan dan pihak dinas juga dituding tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.
Sementara itu juga beberapa para pendemo menjadi korban pemukulan yang dilakukan oleh petugas Satpol-PP, korban mengalami luka ringan pada bagian siku tangan, kepala berdarah dan lecet badan yang terseret pada saat kericuhan berlangsung.
Adapun yang menjadi korban pemukulan itu diantaranya, Sandi Mulyadi, Alfarabi Herley Yandi dan fatkia Nisa, namun diketahui saat ini korban sedang divisum dan melaporkan kejadian itu ke SPKT Mapolres Aceh Barat.
Awal kericuhan itu bermula saat para pengunjuk rasa saling cek-cok, saling dorong bahkan seorang petugas nekat memukuli dan menendang peserta.
Salah satu anggota GERTAK, Rona Julianda mengaku, setelah mereka shalat Zhuhur, massa kembali melanjutkan aksi, dalam aksi lanjutan terjadilah Seorang Anggota mereka ditarik oleh anggota Satpol PP, lalu spontan datang anggota lain untuk menyelamatkan perempuan yang diduga ditarik tadi.
Dari peristiwa tersebut, Kaca Mata salah seorang pendomo pecah dan layar HP juga diakui ada yang retak. Tidak hanya itu, Sandi Muliadi mengalami luka, yaitu pada bagian kedua tangannya. Selain Sandi, juga tangan salah Seorang perempuan disebut tergores.
Kasat Pol-PP dan WH Aceh Barat, Dodi Bima Saputra membantah anggota SatPol-PP Aceh memukul massa yang berdemo. “Kami tidak ada memukul, kami menjaga diri menjaga blokade kami,” kata Dodi Bima Saputra, Rabu siang.
Ia juga mengaku bukan Sat-Pol PP yang memulai, tapi ada dua orang laki yang melompat dalam Blokade dan memprovokasi. Akibatnya kata Dodi Bima Saputra, anggota SatPol-PP perempuan terjepit.
“Kami hanya sekedar menjaga Blokade tidak ada kami memulai, mereka berdua yang melompat dalam blokade dan memprovokasi kami, sehingga anggota Satpol PP perempuan terjepit, kan wajar kami dorong, ada anggota Polisi juga di sini bang. Lengkap kita,” tegas Dodi Bima Saputra.
Ditanyakan bahwa korban sudah melapor ke Polisi, Dodi Bima Saputra mengaku itu hak mereka. “Silakan hak mereka buat laporan, kami juga punya hak,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Media Narasiterkini.com dilokasi, tampak Massa unjuk rasa masih berkumpul di depan Mapolres Aceh Barat, hal itu pihak GERTAK tengah menunggu pembuatan laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Polres Aceh Barat akibat perilaku SatPol-PP yang arogan serta semena-mena. (Dani)
Discussion about this post