Narasiterkini.com, Meulaboh – Sejumlah Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Masyarakat Peduli Anak (Gempa) Aceh Barat melakukan aksi kembali pada Senin (8/11/2021) kemarin terkait penyelesaian kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang merupakan warga Aceh Barat.
Aksi yang dilakukan kemarin itu dilaksanakan di dua lokasi antara lain di Kantor Bupati dan Dinas DP3AKB Kabupaten Aceh Barat.
Dalam aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut, tampak beberapa para pengunjuk rasa memegang sebuah poster yang bertuliskan “Kukira Psikolog ternyata Psikopat”, Kukira memakai perasaan ternyata tak punya perasaan”, “Psikopat berkedok psikolog”, ” Segera cari psikolog baru yang lebih humanis”, “Psikolog tak sekejam psikopat”.
Setelah poster tersebut menjadi perbincangan publik, hal tersebut langsung mendapat respon dari Psikolog Aceh Barat yang diduga tujuan dalam kritikan poster itu.
“Munculnya poster kemarin itu ya saya biasa aja, namun harus saya klarifikasi juga sebab tulisan di poster itu menyinggung saya dan jauh dari yang terjadi di lapangan. Tudingan seperti itu sebenarnya salah,” ucap Diah Pratiwi selaku Psikolog ke Media Selasa (9/11/2021).
Dalam penjelasannya, Psikolog menyampaikan bahwa hal tersebut bermula saat dirinya didatangi oleh para pengunjuk rasa di aksi awal.
“Kronologis hal ini terjadi yang dikatakannya saya tidak humanis itu bukan kepada korban tapi kepada koordinator aksi, jadi tidak ada sangkut paut dengan korban. Namun pada saat saya marah itu semua ada di lokasi ruangan, jadi persepsi mereka saya tidak humanis. Bagaimana saya tidak humanis, saya rasa itu wajar juga sebab saya manusia bisa marah jika tidak ada yang sesuai” kata psikolog itu lagi.
“Terkait ada poster lainnya dengan tulisan yang bukan-bukan itu hak mereka sebagai masyarakat, namun saya perlu meluruskan apa yang memang tidak benar terjadi sesuai faktanya” tegasnya.
Dikatakannya juga, bahwa dirinya sudah mengundurkan diri sebelum para pengunjuk rasa meminta dirinya mundur, hal itu dikarenakan pihak korban terkadang tidak sesuai menyampaikan fakta yang ada saat dilakukan interogasi secara psikologis oleh psikolog yang bersangkutan.
“Saya sudah mengundurkan diri dalam penanganan kasus ini, sudah saya kirim pengunduran diri saya via wa kepada Kadis BP3AKB setelah satu hari Aksi unjuk rasa pertama, jadi saya tidak perlu lagi untuk itu” ucap Psikolog.
Dalam penyampaiannya dia juga menyebutkan bahwa dirinya hanya sebagai pelaku sosial yang membantu korban dalam pendalaman kasus tersebut dan dirinya juga mengaku tidak dibayar dalam kinerja itu.
“Saya hanya membantu dalam kasus ini, saya tidak dibayar, saya hanya pelaku sosial” ucapanya
Lanjutnya, Diah Pratiwi selaku Psikolog, menyampaikan alasan terkait melakukan pengunduran dirinya bahwa saat dalam proses psikologis si korban tidak menyampaikan fakta yang benar terkait apa yang dialaminya.
Diakhir penyampaian Psikolog menyampaikan bahwa dirinya sudah lama berkecimpung dalam hal-hal seperti ini dan ia juga mengaku bahwa dirinya tahu mana yang benar dan tidak terkait apa yang disampaikan setiap pasiennya melalui proses psikologis.
“Sejak 2007 sampai sekarang saya menjadi psikolog dalam penanganan psikologis setiap kasus-kasus dan bermacam kasus saya tangani tidak pernah seperti ini saya, namun itu wajar saja. Namun saya berharap kepada mahasiswa jika saya sudah melakukan pengunduran diri ini silahkan cari psikolog lain yang tidak di bayar untuk menangani permasalahan korban,” ucapannya dengan raut wajah pasrah.
Saya ditanya terkait hubungan Psikolog dengan korban beserta keluarga korban, ia mengatakan dirinya baik-baik saja sejauh ini dan tidak ada pandangan-pandangan buruk.
“Hubungan saya dengan korban baik-baik saja begitu juga dengan keluarga, hingga saat ini tidak ada hal-hal yang saya rasa tidak baik-baik semua aman-aman saja” tutupnya. (Dani)
Discussion about this post