Narasiterkini.com, Meulaboh – Sudah berminggu-minggu kotoran jenis sampah plastik di badan jalan Desa Mereubo, atau lebih di kenal Jalan RGM, Kecamatan Mereubo, Kabupaten Aceh Barat di biarkan, keberadaan sampah tersebut kini mulai mengeluarkan bau tak sedap hingga mencemari lingkungan sekitar.
Selain mengeluarkan bau tak sedap, sampah yang berceceran sepanjang badan jalan itu, kini terus menumpuk dan bertambah banyak, hingga kini belum ada upaya pembersihan dari pihak terkait bahkan masyarakat setempat enggan peduli keberadaan sampah tersebut.
Kondisi itu dikeluhkan oleh pengendara yang melintasi jalan tersebut. Tomi (22) salah satunya. Dia mengatakan, sudah beberapa kali melewati jalan ini dan sampah masih berceceran sepanjang badan jalan, Menurutnya, bau menyengat dari sampah itu cukup mengganggu.
“Sampah yang berceceran di badan jalan Mereubo tersebut hingga kini belum dibersihkan, bahkan sesekali saya melihat langsung warga membuang sampah disitu seolah tidak peduli lagi dengan keindahan lingkungannya,”katanya.
Selain Tomi, juga beberapa warga yang berjalan kaki nampak menutup hidung menggunakan jilbabnya, disebabkan sampah yang bercampur plastik dan sampah sisa makanan itu kini mulai mengeluarkan bau tak sedap.
Tomi yang merupakan mahasiswa Universitas Teuku Umar itu berharap pemerintah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Barat agar lebih aktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat ke arah ramah lingkungan, tidak terkesan membiarkan seperti sekarang ini.
Menanggapi hal tersebut kepala dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat Bukhari kepada Narasiterkini.com saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa jauh hari dirinya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk tidak membuang sampah sembarang.
“Kemudian terkait keberadaan sampah yang berada di badan jalan RGM, Desa Mereubo nanti akan kita panggil kechik Gampong tersebut untuk kita berikan pencerahan terkait aturan yang berlaku sekarang ini,”jelas Bukhari.
Ia menambahkan bahwa sejak 17 Januari 2024 sudah berlaku pembayaran distribusi secara daring atau online dengan membayar langsung ke rekening yang telah ditentukan, tidak lagi menggunakan metode door to door (rumah ke rumah) tetapi semua pelanggan membayar ke rekening yang telah di tentukan.
Adapun tujuannya kata Bukhari pembayaran distribusi sampah secara daring guna mencegah kebocoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) bidang pengelola sampah, namun peraturan tersebut masih minim di manfaatkan oleh masyarakat sampai sekarang ini.
“Guna mengantisipasi pembuangan sampah sembarang kita juga telah memberikan kelonggaran bagi warga yang tergolong fakir miskin, untuk biaya pembayaran distribusi sampah akan di gratiskan, tapi sampai saat ini belum ada data satu pun yang kita terima,”ucap Bukhari membingungkan. (Dan)
Discussion about this post