Narasiterkini.com, Sukamakmue- Pembangunan Jembatan di Dusun Alue Garu, Desa Ujong Patihah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya menuai protes warga lantaran titik pembuatannya dinilai tidak tepat sasaran Senin (22/7/2024)
Pembangunan jembatan tersebut dikerjakan pada tahun 2024 menggunakan anggaran dana desa senilai Rp 80 juta, tampak pekerjaan tersebut terlihat belum rampung, kini keberadaan akses itu mendapatkan protes dari masyarakat setempat.
Salah satu warga Ujong Patihah, Hasan Basri kepada Narasiterkini.com mengatakan, bahwa letak jembatan tersebut jelas tidak tepat sasaran lantaran titik pembangunannya tidak sesuai harapan masyarakat hanya segelintir orang yang bisa manfaatkan akses itu.
“Seharusnya pembangunan jembatan itu melibatkan banyak pihak terutama para penghibah tanah, sudah bagus-bagus warga hibah tanah untuk akses jalan, sementara jalan sudah diserak kerikil malah di bangun dititik lain jembatan itu,”Katanya
Secara terpisah M. Nasir yang juga merupakan warga Ujong Patihah mengeluarkan kekesalannya, lantaran pembangunan jembatan tersebut tidak bisa dimanfaatkan oleh para petani setempat, bahkan ia yang merupakan penghibah tanah tidak dilibatkan dalam musyawarah akses tersebut.
“Saya selaku penghibah tanah di situ tidak tahu apa-apa, tahu-tahu jembatan itu sudah mau rampung, yang menjadi protes hari ini kenapa jembatan tersebut dibangun dititik yang tidak berfungsi untuk orang banyak padahal tanah serta jalan sudah ada disana, makanya saya bingung kepada pengambil kebijakan ini,”ujarnya
Ia menambahkan bahwa pembangunan jembatan untuk akses para petani disana seharusnya tidak memakan anggaran banyak sebab akses jalan sudah ada, yang menjadi problem sekarang adalah jembatan yang sudah dibangun tidak memiliki akses lantaran tidak ada jalan alias buntu.
“Kalau saya menilai bahwa pembangunan jembatan ini sangat konyol kenapa saya katakan demikian, sebab jembatan itu sekarang memerlukan akses atau jalur untuk dilalui, sementara warga pemilik lahan disitu tidak mau lagi menghibahkan tanahnya,”tambahnya.
Persolan tersebut kini menimbulkan konflik antara warga dengan pemangku pengambil kebijakan atas pembangunan jembatan tersebut, masyarakat tetap bersikeras bahwa jembatan itu harus dibangun kembali sesuai harapan mereka.
“Sayang para petani disana pak mengeluarkan hasil panen padi dan sawit atau lainnya harus menguras banyak tenaga, padahal anggaran desa ada untuk kita buat jembatan, malah dianggarkan untuk pembangunan jembatan yang tidak banyak faedahnya,”imbuhnya
M.Nasir menyarankan agar ada perubahan titik pembangunan jembatan karena menurutnya lokasi dibangunnya jembatan tersebut tidak tepat sasaran dan tidak berfungsi untuk orang banyak, apalagi jembatan itu sekarang ini tidak memiliki akses maka ia berharap agar diperhatikan kembali pembangunannya sesuai dengan harapan masyarakat. (Dan)
Discussion about this post