Narasiterkini.com, Suka Makmue – T.R. Keumangan, S.H, M.H dan Raja Sayang, atau yang lebih dikenal dengan nama pasangan TRK-Sayang—resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Nagan Raya untuk periode 2025-2030. Rabu, (19/2/2025).
Setiap pemimpin baru membawa harapan baru. Kini, tanggung jawab besar ada di pundak TRK-Sayang untuk mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat Nagan Raya.
Harapan ini bukan tanpa alasan. Pertama, TRK memiliki rekam jejak yang mumpuni. Saat menjabat dalam birokrasi di era Bupati Ampon Bang, ia berhasil mengubah hutan belantara menjadi pusat pemerintahan megah di Suka Makmue. Pengalamannya sebagai Wakil Ketua DPR Aceh juga memperkuat keyakinan masyarakat bahwa ia mampu membawa perubahan besar.
Sementara itu, Wakil Bupati Raja Sayang juga bukan sosok asing dalam politik Nagan Raya. Sebagai mantan anggota DPRK, ia memahami kondisi serta kebutuhan rakyat. Duet pengalaman keduanya diharapkan mampu membawa Nagan Raya ke arah yang lebih baik.
Kedua, Nagan Raya memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sektor perkebunan, pertanian, dan pertambangan berpotensi menjadi penggerak utama ekonomi. Potensi pariwisata juga besar jika dikelola dengan baik, yang dapat berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Selain itu, sektor UMKM dan ekonomi kreatif memiliki peluang tumbuh pesat dengan kebijakan yang tepat serta akses pasar yang luas.
Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Dana transfer dari pusat ke daerah cenderung menurun, inovasi dalam pengelolaan sumber daya masih kurang, dan banyak aset daerah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Budaya birokrasi yang kurang inovatif pun menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi.
Dalam berbagai kesempatan, TRK menegaskan bahwa fokus utama pembangunan akan diarahkan ke sektor perkebunan sawit. Menurut saya langkah ini menarik, mengingat selama ini banyak pihak lebih menyoroti sektor tambang emas dan batu bara. Padahal, “emas hijau” seperti sawit memiliki potensi besar untuk pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan dibandingkan eksploitasi sumber daya perut bumi yang akan habis dalam kurun waktu tertentu. Fokus pembangunan ini harus menjadi perhatian utama tim penyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu, dukungan dari berbagai pihak terutama DPRK Nagan Raya, anggota DPR RI, dan DPRA asal Nagan Raya, juga sangat diperlukan.
Jika sektor sawit menjadi prioritas, langkah nyata yang dapat dilakukan adalah membangun pabrik pengolahan minyak sawit melalui BUMD. Dengan potensi sawit yang besar, kehadiran pabrik ini dapat meningkatkan nilai tambah produk, menciptakan lapangan kerja, dan menambah pendapatan daerah. Pendanaan bisa didukung melalui APBN, APBA, skema multiyears dari APBK, kerja sama swasta, serta sumber lain yang diperbolehkan.
Lebih jauh, hilirisasi produk turunan minyak sawit melalui pabrik pengolahan juga dapat mendorong pertumbuhan UMKM dan industri kreatif berbasis sawit. Jika dikelola dengan baik, Nagan Raya berpotensi menjadi pusat ekonomi baru di Aceh.
Lantas, dengan dua alasan tersebut, akan Makmurkah Nagan Raya di tangan TRK-Sayang?
Jawabannya ada pada kepemimpinan mereka. Kebijakan yang tepat, kemampuan melobi anggaran, serta kesetiaan pada amanat rakyat akan sangat menentukan arah pembangunan Nagan Raya. Yang tak kalah penting, TRK-Sayang harus mampu menempatkan birokrat yang inovatif dalam menerjemahkan visi-misinya menjadi program nyata.
Terhitung hari ini, rakyat menanti hadirnya kesejahteraan dan kemakmuran dari kepemimpinan TRK-Sayang. Selamat bertugas, pemimpin rakyat. Semoga amanah! (*)
Discussion about this post