Narasiterkini.com, Takengon – Seluruh Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Aceh menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) berlangsung 7 sampai 9 Nobember 2025 di Hotel Renggali, Takengon Kabupaten Aceh Tengah.
Kegiatan yang dihadiri para Kabid di lingkungan Disdik Aceh, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah dan mitra industri itu dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin SPd MSP pada Sabtu (8/11/2025).
Ketua panitia pelaksana yang juga Ketua MKKS SMK Provinsi Aceh, Tarmidhi SST MSi kepada media ini, Minggu (9/11) melaporkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan persepsi dan mencari format ideal dalam membangun pendidikan vokasional di Aceh.
“Kita berkumpul hari ini ingin mencari formasi dan menyamakan persepsi membangun pendidikan Aceh, khususnya bidang vokasi,” ujar Tarmidhi.
Ia juga menyampaikan, apresiasi kepada Kadisdik Aceh yang terus memberikan dukungan terhadap program revitalisasi pendidikan vokasional di berbagai kabupaten/kota.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin menekankan, pentingnya peran kepala sekolah dalam memperbaiki tata kelola pendidikan di satuan pendidikan masing-masing.
“Kepala sekolah harus mampu menjadi penggerak perubahan, memperbaiki tata kelola, dan menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul di sekolah,” tegasnya.
Ditegaskannya lagi, tugas kepala SMK hanya satu yakni, menyiapkan siswa agar bisa bekerja.
Murthalmuddin menambahkan, bahwa tugas utama kepala SMK adalah memastikan lulusan siap bekerja dan memiliki daya saing.
Lebih lanjut Murthalamuddin mengingatkan, agar seluruh kepala SMK menanamkan pola pikir kewirausahaan kepada siswa sejak dini.
“Tanamkan dalam pikiran siswa apa yang harus saya lakukan agar melahirkan produk yang bisa saya jual dan saya dapat uang,” ungkap mantan Kadisdikbud Pidie itu.
Diharapkannya, Rakor ini juga menjadi ajang konsolidasi para Kepala SMK untuk memperkuat komitmen dalam menjalankan program-program pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri.
“Dengan adanya kegiatan ini, supaya SMK di Aceh semakin siap menjadi lembaga pendidikan yang produktif, inovatif, dan berorientasi pada kemandirian ekonomi siswa,” imbuh Murthalamuddin.
BLUD SMK Gagal Mandiri Selama Tiga Tahun Akan Ditutup.
Murthalamudin menuturkan, pentingnya kemandirian Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di SMK). BLUD yang tidak mampu membiayai dirinya sendiri selama tiga tahun berturut-turut akan ditutup.
Menurutnya, kebijakan itu merupakan arahan langsung dari Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, melalui Sekda Aceh, Muhammad Nasir Syamaun.
“Arahan Gubernur melalui Sekda Aceh, semua BLUD yang tidak mampu mencukupi dirinya sendiri setelah tiga tahun akan kita tutup. Jadi, kelola dengan baik dan manfaatkan potensi yang ada,” tegas Murthalamuddin.
Plt Kadisdik Aceh mendorong SMK agar berani berinovasi dan mengembangkan produk lokal unggulan yang dapat menjadi sumber pendapatan sekolah.
Ia mencontohkan, ide sederhana namun bernilai ekonomi tinggi, seperti bakso berbahan ikan untuk SMK yang berada di wilayah pesisir.
“Ke depan, kalau ada orang mau berjualan bakso goreng, maka mereka bisa mengambil baksonya di SMK,” tandasnya.
Murthalamuddin mengungkapkan, begitu pun dengan SMK daerah lain, apakah itu kebun sawit dan sebagainya. Ini dalam rangka menyongsong ketahanan pangan.
Murthalamudin menekankan, pentingnya membangun kebersamaan tanpa sekat dan komunikasi tanpa batas dalam memajukan pendidikan di Aceh.
“Saya bukan orang yang terlalu formal. Kalau ada masalah, sampaikan saja. Saya akan teruskan ke bidang-bidang terkait dan saya akan pantau langsung perkembangannya,” kata Murthalamuddin.
Dikatakannya, komunikasi yang cair dan kolaborasi lintas bidang menjadi kunci mempercepat perubahan di sektor pendidikan.
“Tidak boleh skat-skat yang dapat menghambat akselerasi, dan upaya kita dalam membangun pendidikan Aceh yang berkualitas,” tegasnya lagi.
Murthalamuddin mengajak, seluruh kepala SMK untuk berani melakukan introspeksi terhadap kinerja masing-masing.
Ditambahkannya, kita harus jujur menilai diri. Tidak ada yang sempurna, termasuk saya. Tapi yang penting, kita terus berbenah.
Dalam kesempatan itu, Plt Kadiadik Aceh menyoroti kondisi anomali pendidikan Aceh, dimana besarnya alokasi anggaran pendidikan Aceh belum sejalan dengan mutu pendidikan yang diharapkan.
“Anggaran pendidikan kita besar, tapi rapor mutu masih rendah, bahkan kalah dari Maluku, Papua, dan Gorontalo. Ini menjadi tugas kita bersama untuk berbenah,” ungkapnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Aceh itu juga menegaskan, kembali esensi pendidikan, vokasi harus menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar siap kerja.
“Tujuan kita satu, melahirkan peserta didik di SMK yang siap menghadapi dunia industri. Bapak dan ibu di lapanganlah yang paling tahu bagaimana mencapainya,” tutup Murthalamuddin.(Ro)

