Narasiterkini.com, Blangpidie – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Irfannusir mendesak Pemerintah Aceh segera membangun pemecah ombak (Break Water) Desa Kedai Palak Kerambil Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), hal ini diutarakannya saat meninjau lokasi abrasi pantai di desa tersebut, Kamis (21/5/2020).
Pengakuannya, rencana kegiatan pembangunan break water tersebut telah dimasukkan oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Perairan Aceh pada anggaran tahun 2021, namun hal ini sungguh tidak mungkin, sebab kondisi abrasi pantai sudah semakin parah, terbukti sebanyak 40 rumah warga yang berada disana terancam ambruk.
“Kita kan komit, agar ini segera dibangun pemecah ombak, rencana (Pemerintah Aceh) akan dibangun tahun 2021, tapi jangan, ini harus segera, harapan kita begitu, dana refocusing itu kan bisa digunakan kemana saja, ini harapan saya,” ungkap Irfannusir.
Lanjutnya, jika Pemerintah Aceh menunggu pada tahun 2021, Irfan kwatir abrasi ini semakin meluas dan kerusakan rumah warga akan semakin meningkat. Apalagi ia bersama Wabup Abdya Muslizar MT sudah meninjau langsung lokasi serta mendengar keluhan dari masyarakat setempat.
“Ini harus segera dibangun, sebab rumah warga sudah rusak, jangan menunggu jatuh korban jiwa”, desak Irfannusir anggota DPR Aceh yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) 9 Aceh.
Ditambahkan Irfan, usulan Pemerintah Kabupaten Abdya kepada Pemerintah Aceh pada tahun 2019 lalu, kegiatan ini diharapkan bisa masuk untuk anggraran tahun 2020, setelah ia menelusuri hingga ke Balai Regional Sumatera ternyata tidak dianggarkan pada APBA tahun ini.
“Pak wabup (Pemkab Abdya) mengusulkan tahun 2020, tapi saya lihat tidak ada, setelah saya cek kepada kepala Balai Regional Sumatera di pusat ternyata dibangun tahun 2021, kalau tidak segera dibangun maka hancur lah semua”, tambahnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu setiba di lokasi abrasi, dirinya terus melakukan komunikasi dengan Sekda Aceh, kepala balai, dan kepala BPBD Aceh agar mencari solusi cepat dan tepat terkait masalah abrasi tersebut.
“Jadi harus segera dibangun. Nah, salah satunya yang lebih cepat paling tidak jetty yang dikatakan pak Wabup yang memiliki panjang 100 meter lebih itu direlokasi kemari. Jadi batu gajah yang dari luar tidak perlu lagi didatangkan kemari, cukup itu aja, nanti sisanya 2020 ini baru kita anggarkan yang belum tersentuh, itu yang paling tepat, jadi gerak cepat aja”, katanya.
Sementara itu, Wakil bupati Abdya Muslizar MT dihadapan anggota DPRA Irfannusir meminta kepada pemerintah Aceh untuk merelokasikan bangunan jetty itu menjadi break water.
“Selama ini kita terus berupaya melakukan penanganan masalah abrasi di Kedai Palak Kerambil semampu kita pemerintah daerah. Dan masalah abrasi ini sudah menjadi bencana tahunan, bahkan kita juga sudah menyerahkan berkas pembangunan break water kepada Pak Plt Gubernur Aceh agar dimasukkan ke dalam APBA tahun 2020,” ungkap Muslizar.(Taufik)
Discussion about this post