Narasiterkini.com, Banda Aceh- Ketika itu Tahun 1999 awal menapakkan kaki ke Banda Aceh, Bang Mahyiddin Aly adalah orang pertama yang menjadi tujuan Saya untuk di jumpai.
Banda Aceh sebagai Ibu Kota Provinsi Aceh menjadi salah satu lokasi untuk dikunjungi oleh setiap Siswa-Siswi saat mengisi liburan Sekolah. Saat itu dihari kedua tiba di Banda Aceh beliau berpesan kepada Saya dan didengar oleh Mitra kerja di Toko JE (Jam Elektronik) saat itu ada Bang Alfiyan, Bang Zai, bang Dakri dan yang lainnya.
Bang Mahyiddin dengan pesannya mengatakan, “nanti saat sudah tamat Sekolah SMA jangan lagi dikampung ya, tapi merantaulah ke Banda Aceh dan nikmati bagaimana kehidupan dan melanjutkan Sekolah di Banda Aceh”.
Kemudian mulut saya langsung terbata-bata menjawab dengan alasan, “sepertinya saya tidak mungkin bisa Studi disini bang karena ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk saya melanjutkan Studi di Banda Aceh”.
Sentak seketika sang Motivator yang ulung tersebut menjawab dengan lugasnya, “ekonomi yang kurang bukanlah jawaban yang tepat untuk seorang yang ingin jadi ilmuwan atau sebagai pembelajar”.
Saya seketika itu Darah naik ke ubun-ubun dan tidak tau mau memberikan komentar apa lagi, hanya keluar dari mulut, “Siap bang”. Kemudian setelah seminggu lebih liburan di Banda Aceh dan waktu Sekolah mulai tiba saya kembali pulang ke kampung halaman untuk kembali bersekolah di Labuhanhaji Aceh Selatan.
Pada saat itu, jika pulang ke Aceh Selatan dari Banda Aceh masih menaiki Mobil Bus PMTOH, sang Motivator tersebut mengantarkan Saya ke Terminal Seutui sambil ia juga menyemangatkan Saya agar jangan lupa pesan beliau nanti saat tamat Sekolah SMA untuk melanjutkan Studi ke Banda Aceh.
Begitu perjalanan pulang dari Banda Aceh ke Aceh Selatan, pesan sang Guru tersebut terus teringat-ingat. Singkat Cerita, begitu tamat SMA pada Tahun 2002 Saya kembali menyambangi sang Motivator tersebut dan kami bertemu di Peunayong, langsung dengan senyum dan ketawa yang khasnya ia memeluk Saya dengan berucap “selamat datang dan sukses kedepan jadi Mahasiswa”.
Padahal saat itu Saya mendaftarpun belum pada Perguruan Tinggi yang mau dituju tapi beliau yakin sekali bahwa Saya akan diterima di Kampus Darussalam.
Sungguh Do’a sang Motivator tersebut Allah kabulkan hingga Saya diterima di kampus IAIN yang kini sudah berubah jadi UIN Ar-Raniry. Begitu pelaksanaan Perkuliahan dimulai sang Motivator tersebut meminta Saya untuk bekerja sambil Kuliah.
Akhirnya Saya mulailah belajar dua hal saat itu, belajar jadi Mahasiswa dikampus Darussalam dan menjadi Mahasiswa beliau di Toko Jam Elektronik (JE) Peunayong, seraya saya kenalan dengan pekerja lainnya saat itu, ada Saudara Mismarhadi, Bunda Yusri, Bunda Jasmani, Bang Bunaya, Bang Hus, Kak Ros (istri sang Motivator), dan pekerja lainnya saat itu.
Untuk belajar mebuat Jam, diawal masuk belajar di Toko JE hal yang pertama dipelajari adalah membuat Jam Dinding, dan akhirnya juga belajar membuat Jam tangan. Hal indah dari cerita seorang Sekretaris Jendral Partai Gerindra Kota Banda Aceh yang juga mantan Anggota Dewan Kota Banda Aceh periode 2014-2019 tersebut adalah sosok yang humoris, kepekaan sosial yang tinggi pada keluarga, karib kerabat dan teman-teman Organisasinya.
Disisi lain, saat mengenang sosok sang Motivator yang kini sudah kembali kepada sang ilahi tersebut pada beberapa hari lalu, membuat tangisan dan Air Mata terus mengalir dipipi ini hingga tidak sanggup berucap, hari ke hari kepergian sang Motivator membuat hati semakin tercabik-cabik, beliau tidak hanya sang Motivator, Guru tapi beliau juga teman ngobrol yang asyik, selalu punya solusi disetiap masalah yang saya hadapi, bahkan saat Saya melanjutkan Studi ke UGM untuk S2 selalu berdiskusi dengan beliau seraya memilih apakah harus Sekolah lagi S2 atau cukup dengan bekerja dengan NGO asing saat itu, namun sang Guru tersebut menyarankan ayo lanjutkan Kuliah lagi.
Kemudian saran beliau Saya ikuti sampai dengan melanjutkan Studi S3 pun beliau adalah orang yang saya ajak diskusi. Kini saat semua Strata Studi (S1-S3) yang ia sarankan sudah Saya penuhi, namun di saat Saya baru saja menyelesaikan Studi Doktoral dan mendapatkan gelar Doktor sang Motivator tersebut kini telah tiada dan meninggalkan kami selamanya untuk menghadap sang Ilahi.
Bang Jailani S.Ag, M.Pd, yang lebih dulu sukses dari Alumni JE, sekarang menjadi Guru di Alue Bilie Nagan Raya juga merasa tidak ingin jauh dengan sang Motivator yang harus kembali ke Banda Aceh. Bahkan juga setelah menyeleselaikan S2 di Universitas Syiah Kuala, diangkat menjadi Kepala Sekolah SMP 10 Banda Aceh hingga terpilih menjadi Kepala Sekolah berprestasi tingkat Nasional, kemudian dengan prestasi tersebut ia dimutasi menjadi Kepala Sekolah SMP 2 Banda Aceh, hingga jabatan terbaru menjabat KABID SD di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, karir sang alumni JE tersebut juga adanya keuletan tangan sang Motivator, Mahyiddin Aly.
Demikian sepenggal Cerita ringkas dari sang Motivator yang di sampaikan oleh Dosen Sosiologi Universitas Syiah Kula Dr. Masrizal, MA kepada Jurnalis Media Narasiterkini.com, untuk terus di ingat dan implementasikan kedalam kehidupan.
“Selamat jalan sang Motivator, Guru, Abang, dan teman diskusi, semoga Allah tempatkan di SyurgaNya, Aamiin Ya Rabbal Alamin”, Ucap Masrizal penuh harap. (Hamdani)
Discussion about this post