• Redaksi
  • Advertise
  • Careers
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Narasi Terkini
  • Home
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
    • Viral
  • Hukum
  • Pendidikan
    • Budaya
  • Politik
  • Traveling
    • Kuliner
  • Olah Raga
  • Opini
Narasi Terkini
  • Home
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
    • Viral
  • Hukum
  • Pendidikan
    • Budaya
  • Politik
  • Traveling
    • Kuliner
  • Olah Raga
  • Opini
No Result
View All Result
Narasi Terkini
No Result
View All Result
Home Opini

#PAT GAMPONG? sebagai Etos Pergerakan Pemuda Aceh

by Redaksi
1 Juni 2021
in Opini
0
Zulfata, M.Ag Direktur Sekolah Kita Menulis (SKM)
8.1k
SHARES

Penulis: Zulfata, M.Ag
Direktur Sekolah Kita Menulis (SKM)

Hadirnya tanda pagar (tagar) pat gampong menjadi sorotan pemuda di Aceh akhir-akhir ini. Tagar tesebut utuh dengan penampakan #PAT GAMPONG? yang mengandung multi tafsir, ia tidak bermakna tunggal, dapat diseret kemanapun, tergandung hasrat para penggunannya. Terkadang #PAT GAMPONG? mengarah pada kritikan kekuasaan, dan terkadang memperlebar jenaka karena jenuh akibat ulah penguasa. Secara etimologi memang pat gampong berasal dari bahasa Aceh yang artinya dimana kampung (desa), namun dalam terminologinya #PAT GAMPONG? bukanlah sebatas makna yang kaku.

RelatedPosts

Empat Pulau Yang Dirampas: Menggugat Keadaan Wilayah dan Martabat Otonomi Aceh

Empat Pulau Yang Dirampas: Menggugat Keadaan Wilayah dan Martabat Otonomi Aceh

16 Juni 2025
Zulkarnain: Said Muzhar Rangkap Jabatan Humas PT Mifa? Jika DPRK Aceh Barat Tidak Etis Beri Penilaian Sikap Kami DPRK Nagan Raya

Zulkarnain: Said Muzhar Rangkap Jabatan Humas PT Mifa? Jika DPRK Aceh Barat Tidak Etis Beri Penilaian Sikap Kami DPRK Nagan Raya

27 April 2025
Mantan Aktivis 98, Taufan Hunneman Minta KPK Tidak Saling Melemahkan

Mantan Aktivis 98, Taufan Hunneman Minta KPK Tidak Saling Melemahkan

19 Februari 2025
Load More

Kehadiran #PAT GAMPONG? sejatinya bukanlah bagian dari pengembangan kajian hermeneutik dalam studi filsafat bahasa yang cenderung dibahas pada forum-forum terbatas di majelis ilmu, tetapi #PAT GAMPONG? adalah sebuah nalar pemicu dalam penggalian etos publik yang harus disadari bersama terkait bagaimana menciptakan konsolidasi masyarakat Aceh.

Kalangan yang cenderung tertarik dengan #PAT GAMPONG? dominannya diisi oleh kalangan pemuda Aceh, padahal #PAT GAMPONG? terbuka bagi siapa saja ingin memakinya. Dalam koteks ini, penulis berusaha membuka ruang kajian ontologi #PAT GAMPONG? untuk kemudian dapat ditarik benang merah atas kehadirannya. Perlu dipahami pula bahwa #PAT GAMPONG? bukan berasal dari kalimat seseorang meskipun #PAT GAMPONG? sempat viral akibat diskursus di media sosial (Medsos). Secara ontologi, unsur tampak (fisika) #PAT GAMPONG? terlihat bahwa setiap masyarakat di Aceh pasti pernah melontarkan pertanyaan pat gampong? kepada lawan bicaranya.

Pertanyaan pat gampong tersebut boleh dimaksudkan untuk mengetahui daerah lawan pembicara sebagai perkenalan, dan boleh jadi pula pertanyaan pat gampong dilontarkan karena ingin memberi jarak, baik jarak yang bersifat politis maupun geografis.

Lanjutan dari pemaknaan pat gampang secara indrawi ini dapat pula didasari dengan adanya pandangan-pandangan masyarakat Aceh yang belum utuh menilai Aceh sebagai masyarakat yang solid dalam visi yang sama, terutama dalam membangun hasrat bersama dari wilayah territorial.
Diakui atau tidak Aceh hari ini masih belum mampu bersatu degan tidak menyebutnya retak dari dalam, artinya wilayah tengah, timur, barat dan selatan Aceh masih saja terbentur akut soal politik primordial, parahnya merembes ke proses pengkaderan politik kultural antar generasi di Aceh. Atas dasar inilah penulis sebut sebagai landasan ontologi-fisikanya #PAT GAMPONG?.

Demikian halnya dari sisi ontologi-metafisika bahwa spririt #PAT GAMPONG? mengandung nilai egaliter, kesederajatan manusia sebagai konsekuensi beriman dan berislam, tidak tersekat kasta atau golongan masyarakat tertentu dalam memajukan peradaban. Kata gampong kemudian semakin menarik ketika dalam catatan sejarah Aceh bahwa gampong di Aceh pernah menjadi benteng pertahanan penjajahan. Sehingga makna gampong tidak selalu identik dengan ketertinggalan, justru dapat dijadikan sebagai ujung tombak pergerakan. Artinya, jika perubahan nalar dan perubahan lainnya dimulai dari kesadaran “pat gampong” maka sungguh dimungkinkan gerakan perubahan sosial di Aceh akan semakin baik.

Sederhananya, spirita #PAT GAMPONG? secara tidak langsung ingin membingkai haluan pergerakan gerenasi Aceh untuk jangan sempat membangun Aceh dari masa ke masa dengan terus memicu asas primordial atau merendahkan gampong orang dan meninggigi gampong sendiri. Selanjutnya manka #PAT GAMPONG? juga ingin mempertegas bahwa dalam upaya pemajuan peradaban Aceh semua pihak jangan pernah anti kritik, apakah ia sebagai penguasa atau sebagai tim pendengung penguasa.

Mungkin mengedepankan sikap egaliter dan kesederajatan kemanusiaan dalam kontestasi gerakan pemuda Aceh hari ini masih jauh panggang dari api, namun demikian harapan untuk mempersatukan semangat juang generasi Aceh dalam bingkai nalar merdeka harus terus dinyalakan tanpa intervensi pihak manapun. Spirit ini sejatinya bukanlah sesuatu yang baru, melainkan generasi Aceh terdahulu telah mewariskannya dengan bukti historis bahwa generasi Aceh terdahulu semangat berjuang dan tidak takut intervensi.

Melalui kajian #PAT GAMPONG? ini pula seharusnya generasi Aceh harus terus disajikan ruang diskursus dengan terus melenggangkan nalar-nalar kritisnya, kepada siapa pun dan kapan pun. Karena kaum anti kritik akan selalu ada, maka mengkaderkan generasi kritis harus terus ditumbuhkan. Hanya dengan seperti ini Aceh akan melaju penuh keseimbangan, dan tidak akan oleng pada kelompok pemuda atau masyarakat yang merasa nyaman dengan semangat oportunis dan praqmatis.

Semangat #PAT GAMPONG? gampong akan terus strategis saat menghadapi dinamika global yang merambat ke Aceh, mulai varian perang pasar industri digital hingga berbagai perangai psikologi akibat medsos. Tentunya sembgat #PAT GAMPONG? berperan untuk menjaga martabat Aceh melalui memperkuat nalar bahwa generasi Aceh itu anti sogok namun solid bergotong royong, juga generasi Aceh itu religius dan militan, bukan praqmatis yang lincah menyusup untuk masuk di ketiak kekuasaan yang langgeng menciptakan kebijakan tidak pro masyarakat.

Perlu digarisbawahi bahwa semangat #PAT GAMPONG? bukanlah milik satu orang atau sekelompong orang, tetapi ini adalah gerakan kultural yang mempertegas bahwa generasi Aceh harus tampil terdepan dalam menjaga haluan dearah dan bangsa. Untuk itu #PAT GAMPONG? tidak melekat pada kekuatan personal ketokohan, melaikan sejauhmana generasi Aceh itu mampu merajut solidaritas tanpa sekat primordial.

Kajian ini menjadi menarik ketika disodorkan kepada kalangan pemuda di Aceh yang tidak ingin tertarik bicara kekuasaan. Meski bagaimanapun watak generasi muda Aceh hari ini, upaya untuk mendorong generasi muda agar terus bernalar dan berintegritas harus diperbayak. Sehingga dapat mengisi berbagai sektor guna mempercepat kesejahteraan di Aceh. Pada posisi ini pula #PAT GAMPONG? bukanlah sebuah gerakan ideologis, melainkan sebuah gerakan kultural yang patut diperjuangkan secara bersama-sama, karena semangat ini bukan diperintah atau diorder oleh seorang atau sekelompok orang, melainkan moral kultural Aceh yang menjadi panglima gerakan #PAT GAMPONG?.

Salah-satu ciri gerakan #PAT GAMPONG? terlihat dari semangat membangun konsolidasi tanpa pandang umur dan daerah, melainkan diikat oleh kesadaran moral bahwa Aceh perlu dibenahi dengan akal sehat, bukan akal bejat. Aceh harus diperkuat dengan gerakan tulus, bukan akal bulus. Untuk itu, menarik kajian ini dipahami oleh aktivis-aktivis pemuda di lintas organisasi kepemudaan di Aceh. Jika organisasi kepemudaan tidak mencerminkan semangat gerakan moral keacehan, sudah dipastikan arus perjuangan gerenasi muda di Aceh mengalami kekeringan kemaslahatan, dan kekuatan pembodohan atau memberhalakan manusia akan terus terjadi di bumi Serambi Mekah ini.

Sebelum mengakhiri kajian singkat ini, semangat #PAT GAMPONG? bukanlah wujud politik identitas yang merusak gerakan kebangsaan Indonesia, melaikan gerakan ini adalah gerakan moral kolektif yang diperkuat melalui nilai kearifan lokal Aceh yang juga memberi pengaruh keadaban bagi kekuatan bangsa. Akhirnya, melalui gerakan #PAT GAMPONG? ini senantiasa kita menjaga arus gerakan akal sehat di Aceh yang tak mudah dihentikan oleh apapun dan siapapun. Semoga!.

Tags: #OPINIPUBLIC

Discussion about this post

Follow Us

  • 87.1k Followers
  • 643 Followers
  • 23.9k Followers

Recommended

Anggota DPR Aceh Kunker ke Dinas Perpustakaan Nagan Raya

Anggota DPR Aceh Kunker ke Dinas Perpustakaan Nagan Raya

24 Februari 2021

Pelantikan dan Upgrading Pengurus Daerah Dewan Da’wah Islamiyah Nagan Raya Periode 2021-2026.

15 Desember 2021
DPRK Nagan Raya Tetapkan AKD, Berikut Formasi Lengkapnya

DPRK Nagan Raya Tetapkan AKD, Berikut Formasi Lengkapnya

18 November 2024

Most Popular

Bupati Nagan Raya Hadiri Peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Sampaikan Apresiasi Kepada Polri
Daerah

Bupati Nagan Raya Hadiri Peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Sampaikan Apresiasi Kepada Polri

1 Juli 2025
HUT Bhayangkara ke 79, Bupati Aceh Selatan Pimpin Upacara
Daerah

HUT Bhayangkara ke 79, Bupati Aceh Selatan Pimpin Upacara

1 Juli 2025
382 Personel Polda Aceh Peroleh Kenaikan Pangkat Periode 1 Juli 2025
Daerah

382 Personel Polda Aceh Peroleh Kenaikan Pangkat Periode 1 Juli 2025

30 Juni 2025
  • Redaksi
  • Advertise
  • Careers
redaksi@narasiterkini.com

Copyright © 2025 www.narasiterkini.com member of PT. Media Lokal Aceh

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
    • Viral
  • Hukum
  • Pendidikan
    • Budaya
  • Politik
  • Traveling
    • Kuliner
  • Olah Raga
  • Opini

Copyright © 2025 www.narasiterkini.com member of PT. Media Lokal Aceh

Lewat ke baris perkakas
  • Tentang WordPress
    • WordPress.org
    • Dokumentasi
    • Bantuan
    • Umpan balik
  • Masuk Log
  • Elementor Debugger
    • Developer Edition
      • Report an issue
      • Elementor v3.6.7
  • Report an issue