Narasiterkini.com, Meulaboh- Sudah hampir memasuki 1 tahun jembatan gantung yang terletak di Desa Cot Punti penghubung antara Kecamatan Woyla induk dan Woyla timur sampai saat ini belum ada kabar baik dari pemerintah daerah Aceh Barat, warga kesal menyoroti kinerja dinas PUPR yang hanya fokus pada pembangunan jalan perkotaan sementara pembangunan di daerah pendalaman desa terkesan diabaikan.
Diketahui, Jembatan gantung tersebut ambruk disebabkan banjir yang meliputi wilayah itu pada tahun lalu, namun sampai saat ini belum ada kabar baik dari pemerintah terkait, sementara akses warga kini lumpuh total terpaksa para petani dan pelajar harus menempuh akses lainnya yang memakan waktu lebih kurang 46 menit.
“Dulu pernah bapak Pj Bupati Aceh Barat tinjauan kesini, katanya nanti akan dibangun kembali jembatan baru, tapi saat ini belum ada kabar baik semenjak tinjauan itu, yang ada di berikan satu unit bot kecil sebagai alat penyeberangan itupun dikhususkan untuk anak-anak sekolah, “kata Ismail tokoh pemuda Kecamatan Woyla Induk kepada Narasiterkini.com Jumat (3/5/2024).
Kendati demikian kata Ismail, fasilitas yang ada dari pemerintah daerah tidak bisa menampung orang banyak apalagi musim hujan arus air sungai sangat deras hal ini sangat membahayakan anak sekolah yang melakukan penyebrangan tanpa sefty.
“Mau tidak mau harus dilewati dengan fasilitas yang memadai, yang kita takutkan adalah anak-anak sekolah yang setiap pagi harus melewati maut, tidak menutup kemungkinan jika ini terus dibiarkan maka ditakuti akan ada korban jiwa akibat leletnya pemerintah dalam mengidentifikasi resiko yang ada,”tegas Ismail
Dikatakannya pemerintah daerah harus lebih melihat kondisi infrastruktur daerah pendalaman jangan fokus di perkotaan saja sementara kepentingan masyarakat di sana diabaikan, seperti jembatan gantung yang terletak di Desa Panton itu harus segera dibangun yang baru karena warga disana sangat membutuhkan.
“Sayang para petani dan anak-anak sekolah bang, mereka sangat membutuhkan pembangunan jembatan gantung itu kembali, kalau harapan kami seharusnya sudah layak dibangun jembatan rangka baja, tapi yang menjadi persoalan sekarang adalah dikemanakan anggaran APBK apa anggaran tersebut hanya difokuskan pembangunan di kota saja, “imbuhnya.
Dirinya berharap agar pemerintah lebih melihat kondisi masyarakat di pendalaman yang membutuhkan, beberapa kali sudah dimediakan tapi harapan masyarakat sampai ini belum juga diindahkan, kami menaruh harapan besar kepada Pj Bupati Aceh Barat dan kepada dinas PUPR agar persoalan ini cepat di atasi segera jika tidak kami masyarakat akan mengambil tindakan keras terhadap pemerintah daerah, “tegasnya.
Secara terpisah Kepala Dinas PUPR Aceh Barat Kurdi kepada Narasiterkini.com saat dikonfirmasi melalui whatsapp singkat menjelaskan bahwa jembatan gantung yang terletak di Desa Panton, Kecamatan Woyla Induk tersebut masih dalam pengusulan.
” Ditahun 2025 sudah kita usulkan melalui dana Doka 2025 untuk pengadaan bangunan atas. Lokasi ini juga sudah di tinjau Bapak Bupati. Dan sementara juga sudah di berikan boat melalui bapak Pj Bupati tentu pembahasan dengan provinsi untuk alokasi anggaran tersebut. Beberapa tokoh dan masyarakat disana juga sudah meminta hal yang sama, “katanya
Saat ditanyain harapan masyarakat jembatan tersebut diminta dibangun rangka baja Kurdi menjawab bahwa jembatan yang ada saat ini merupakan jembatan gantung dengan bentang 2×60 meter dan lebar 1,2 meter. Untuk jembatan rangka baja diperlukan readneas criteria yg cukup ketat,
Dimulai dengan SID kemudian lanjut DED. Ini memerlukan pembahasan dengan DPRK karena untuk jembatan rangkan baja membutuhkan anggaran minimal 35-40 M tergantung panjang dan jenis pondasi yg ada. Karena ruang fiskal untuk infrastruktur sangat terbatas melihat kebutuhan anggaran pemilu dan pilkada kemaren, “ujarnya dengan singkat. (Dani)
Discussion about this post